Penguasa sekalian alam itu dinamakan “Tu” yang bersifat esa, tidak
berawal dan tidak berakhir. Mahabesarlah jika dibandingkan dengan alam
terbesar dan mahakecillah jika dibandingkan dengan alam terkecil. Tetapi
dzat “Tu” itu memenuhi sekalian alam, bila alam itu binasa, maka dzat
“Tu” itu kembali pada semula.
- Tu Menurut Ajaran Cina : Lao Tse
- Tu Menurut Kung Fu Tse
- Tu Menurut ajaran Mon dan Khmer, Melayu Purba, Kaharingan
- Tu Menurut Dalam ajaran pendeta-pendeta Polinesia
- Tu Menurut Dalam ajaran Tahiti
- Tu Menurut Dalam ajaran Saminola
- Tu Menurut Dalam ajaran Guatemala
- Tu Menurut Menurut ajaran asli Jepang, Huna, Beun di Tibet dan Korea
- Kesimpulan
Lao Tse (604 SM) berarti guru tua, nama aslinya Piyan atau Pi Yang, filsafat Tao-nya terdapat dalam buku Tao Te King:
“Dalam segala benda ada Tao, jika suatu kejadian berakhir, Tao tetap kekal abadi”.
“Ada dengan tiada tetap bertautan, tak pernah bercerai, sebermula
terjadilah langit lalu bumi. Keduanya diam, keduanya sunyi. Tao ada
bersendiri dan tak pernah berubah. Berputar dalam bulatan dan tak pernah
tidak tetap. Pandanglah Tao itu sebagai ibu dunia. Siapakan namanya?
Entahlah, ia hanya kusebut Tao.”
Orang memandangnya, namun tak melihatnya, namanya Ie (sama), orang mendengarkannya namun tak menyimaknya (mendengarnya), namanya Hie (halus).
Orang mencapainya namun tak terpegangnya, namanya Wie (gaib).
Tao atau Tee atau Thian bersifat: Ie, Hie, dan Wie.
==================
Sumber: Parasit Aqidah, Selintas Perkembangan dan Sisa-sisa Agama Kultur (Serta pengaruhnya terhadap umat Islam di Indonesia), A.D. El Marzdedeq, Dim. Av.