Our Feeds

Selasa, 06 Januari 2015

Dedi E Kusmayadi Soerialaga

Agama Primitif: Animisme, Dinamisme dan Totemisme

    Tidak ada komentar:

Agama Primitif: Animisme 

Mereka Percaya pada roh itu bukan hanya menempati makhluk hidup tetapi benda-benda matipun bernyawa juga, sehingga nyawa itu terdapat dalam: batu-batuan, pohon-pohon besar, tombak, kepala manusia yang dimumi, korwar, bukit-bukit, dan sebagainya.

Ada roh alam dan ada roh dari lepasan seorang pahlawan, dukun atau kepala suku yang gagah berani.

Karena adanya kepercayaan pada roh dan hantu-hantu itu, timbulah pemujaan pada tempat dan benda yang dianggap dihuni roh atau hantu itu, ada yang dipuja agar membalas kebaikan dan adapula yang dipuja berupa bujukan, agar roh atau hantu itu tidak mengganggu.

Agar terhindar dari kemarahan hantu dan roh-roh itu, timbulah pelbagai macam pantang-tabu. Segala upaya ritus itu dipimpin oleh seorang pendeta suku atau dukun, pendeta suku atau dukun dianggap sakti karena mereka dianggap dapat langsung berhubungan dengan roh nenek moyang.

Adakalanya mereka membujuk roh-roh alam dengan mengadakan pengurbanan hewan atau manusia yang dikubur-kubur hidup-hidup atau diambil kepalanya dalam pengayauan atau dilemparkan ke dalam pundan gunung, manakala sebuah gunung itu meletus. Mereka beranggapan bahwa jika ada bencana alam berarti roh-roh alam sedang marah.


Agama Primitif: Dinamisme
Sisa-sisa dinamisme masa kini
Pada dasarnya, pemujaannya hampir sama dengan animisme. Hanya menurut dinamisme, setiap benda itu mempunyai kekuatan gaib, karena sifatnya yang luar biasa, ada kekuatan besar dan ada kekuatan kecil, kekuatan gaib besar dan istimewa, ada pada:
  • Orang cebol karena kecebolannya
  • Orang tua karena ketuaannya
  • Dukun karena kesaktiannya
  • Kerbau belai karena kebulaiannya
  • Buaya putih kaena langkanya
  • Pohon kerdil dan bengkok karena anehnya, dsb
Gigi, rambut, kuku dianggap berkekuatan gaib, sehingga senjata dihiasi rambut, gigi dan kuku musuh. Nafas dan ludah dukun dianggap berkekuatan gaib. Tatu dan cecah dianggap berkekuatan sebagai penangkal. Benda-benda aneh dianggap berkekuatan besar dan dijadikan benda sihir.

Sisa-Sisa Dinamisme Masa Kini
Azimat dianggap berkekuatan gaib sehingga disimpan di atas kendaraan atau ditaruh di atas pintu untuk menghindarkan diri dari gangguan penyakit, bergelang azimat, atau bersabuk azimat, dsb. Orang Yunani percaya pada kekuatan gambar besi tapak kuda, Boneka kecil digantung di kaca “spion dalam” mobil, semula untuk menghindarkan diri dari gangguan hantu jalan.

Konon orang Portugis dan Spanyol biasa mengambari layar kapalnya itu dengan salib besar, agar selamat dari gangguan hantu laut, dsb. Kini sebagian umat Nashroni masih percaya pada kekuatan gaib pada salib, sebagian kaum sufi masih percaya pada kekuatan gaib tulisan Arab pada kulit untuk dijadikan sabuk. Sebagian orang-orang besar masih percaya pada kekuatan gaib batu mirah delima (ruby) atau batu intan Koh-i-nur, dsb.



Agama Primitif: Totemisme

Totemisme sesungguhnya masih bagian dari animisme dan dinamisme. Sebagian penganut animisme dan dinamisme percaya akan benda atau hewan yang melahirkan nenek moyang mereka.

Contoh:
Orang Eskimo biasa makan daging beruang, tetapi mereka pun beranggapan bahwa nenek moyangnya pun berasal dari seekor beruang. Jika seseorang itu sudah tua renta, ia harus menyediakan dirinya menjadi mangsa beruang itu. Ia diantarkan sanak keluarganya itu ke padang salju untuk menanti beruang datang memangsanya.

Ada yang beranggapan bahwa manusia itu keturunan atau penjelmaan ikan lumba-lumba, harimau, buaya, dsb. Sebagian suku Indian beranggapan bahwa manusia itu berasal dari bulu burung elang, sehingga bulu burung elang dianggap berkekuatan gaib. Adapula sebagian mereka beranggapan bahwa manusia berasal dari tongkat di waktu malam. Ada pula sebagian suku primitif beranggapan bahwa nenek moyangnya itu berasal dari akar-akaran, pohon sagu, kepiting, kelapa, dsb.

Totemisme perseorangan dinamakan Nagualisme (nagual atau nahual dalam kepercayaan suku Indian ialah hewan yang erat bertautan dengan seseorang).

Jika roh seseorang itu berpindah pada hewan tertentu dinamakan Lycanthropi. Pada suku bangsa primitif terdapat patung-patung nenek moyang, adakalanya digambarkan berupa binatang totem.


Sumber: Buku Parasit Aqidah, Selintas Perkembangan dan Sisa-sisa Agama Kultur (Serta pengaruhnya terhadap umat Islam di Indonesia), A.D. El Marzdedeq, Dim. Av.

Previous
Next Post »