Our Feeds

Rabu, 07 Januari 2015

Dedi E Kusmayadi Soerialaga

4 Parasit Tauhid

    Tidak ada komentar:


1. SIHIR

Syirik adalah parasit aqidah yang paling berbahaya, Allah SWT mengklasifikasikan syirik sebagai kezaliman yang besar.
Sesungguhnya syirik itu adalah kezaliman yang besar. ~ (QS. Luqman/31 :13).
Inginkah kalian kuberitahukan tentang dosa besar yang paling besar?, yaitu mempersekutukan Allah [1].

Orang yang berbuat syirik (menyekutukan Allah), kemudian meninggal sebelum taubat, maka haram baginya masuk surga dan tempat untuknya adalah di neraka.

Sesungguhnya orang-orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah), maka pasti Allah mengharamkan surga baginya dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun. ~  (QS. Al Maidah 4: 72).

Perbuatan syirik dapat membatalkan/menghapuskan pahala para pelakunya. Sebagaimana Firman Allah kepada para Rasul Nya dalam kitab Nya:

Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. ~ (QS. Az Zumar 39 : 65).

Pengertian syirik.
Syirik dalam definsi al Quran dan al Hadits adalah menyamakan sesuatu selain Allah Swt. Oleh karena itu, barangsiapa yang menyembah sesuatu selain Allah atau menyembahnya bersama menyembah Allah, maka termasuk perbuatan syirik dan orangnya disebut musyrik.

Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak mendatangkan kemadharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfaatan, dan mereka berkata: mereka itu pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah. ~ (QS. Yunus/10 : 18).

Menurut Yusuf Qardhawy, syirik adalah menjadikan sesuatu sebagai sekutu Allah dalam hal-hal yang merupakan hak murni Allah. Seperti menjadikan tuhan atau beberapa tuhan selain Allah yang disembah, ditaati, diminta pertolongan, dicintai atau yang lainnya. Dalam arti, mencintai, mentaati, melebihi atau sama dengan mencintai Allah dan Rasul Nya_keluar dari koridor aqidah Islam.

Jenis-jenis syirik
Ada tiga jenis syirik, yaitu;
o Syirik akbar (syirik besar) adalah menjadikan sekutu selain Allah dengan menyembah dan mentaati sesuatu selain Allah sama dengan menyembah dan mentaati Allah.
o Syirik Asghar (syirik kecil) adalah penyertaan sesuatu selain Allah pada saat beribadah kepada Allah, misalnya, melakukan shalat karena riya (pamer), mengeluarkan infaq karena ingin disebut sebagai dermawan, dan lain-lain.
o Syirik Khafi (syirik tersembunyi) adalah syirik yang tersembunyi dalam kehendak hati, ucapan lisan, lintasan pikiran berupa penyerupaan Allah dengan makhluk.

Rasulullah saw., bersabda: Syirik itu lebih tersmbunyi daripada langkah seekor semut hitam diatas batu karang hitam. [2]

Adapun perbedaan antara syirik besar dengan syirik kecil dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Pertama, syirik besar menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Sedangkan syirik kecil tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam.

- Kedua, syirik besar membatalkan seluruh amal pelakunya sedangkan syirik kecil hanya membatalkan amal yang dicampuri syirik kecil sejak amal itu dikerjakan atau mendominasi seluruh proses pengerjaan amal tersebut.

Ketiga, Syirik besar menyebabkan pelakunya kekal dalam neraka, sedangkan syirik kecil tidak menyebabkan kekal di dalam neraka. Syirik kecil mempunyai dua kemungkinan, yaitu; Mengharuskan pelakunya masuk neraka atau tergantung kepada kehendak Allah, diampuni atau tetap dimasukkan ke dalam neraka.

Keempat, Syirik besar tidak dapat diampuni Allah kalau terbawa mati (kalau belum taubat) sedang syirik kecil masih dapat diampuni Allah.

Jenis-jenis Syirik besar
Ada dua jenis syirik besar/akbar:
1) Syirik Akbar yang jelas dan terang (zhahirun Jaliyyun).
Termasuk kepada syirik akbar yang dhahir/jelas adalah menyembah sesuatu atau tuhan-tuhan selain Allah, diantaranya:
- Menyembah benda angkasa, seperti; Matahari, Bulan, Bintang, dan lain-lain.
- Benda mati, seperti; patung, batu, dan lain-lain.
- Binatang, seperti; Sapi dan anak Sapi, dan lain-lain.
- Manusia, seperti; hanya mengabdi kepada Firaun dan sejenisnya; penguasa/pemimpin yang mengakui atau dikultuskan sebagai tuhan; Mempertuhankan Isa Ibnu Maryam, menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib sebagai tuhan selain Allah.
Dan berkata Firaun: Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku ~ (QS. Al Al Qashash 28: 38).
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. ~ (QS. At Taubah  9: 31).
- Makhluk ghaib, seperti : menyembah Jin (syetan) dan malaikat.


2) Syirik Akbar tersembunyi dan tersamar (bathinun khafiyyun), yaitu:
- Sayirik doa yaitu berdoa kepada selain Allah sama seperti berdoa kepada Allah atau berdoa kepada Allah namun menggunakan perantara orang-orang yang sudah meninggal_berdoa meminta pertolongan dan pemenuhan hajat, kepada para wali yang sudah meninggal, seperti kelapangan dari kesempitan, penyembuhan dari sakit_mereka menyakini bahwa para wali sebagai perantara antara dia dengan Allah dan pemberi safaat di sisi Nya.

Ingatlah, hanya kepunyaan Allah lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang pendusta dan sangat ingkar. ~ (QS. Az Zumar 39: 3).

Padahal Allah Swt. memerintahkan dalam berdoa itu langsung saja kepada Nya tanpa harus memakai perantara orang yang sudah meninggal dunia.

Allah Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengetahui, tidak membutuhkan perantara dan pemberi syafaat karena Allah lebih dekat kepada hamba Nya daripada urat nadi.
Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.~ (QS. Al baqarah 2: 186).

Dan Tuhanmu berkata: Berdoalah kamu kepada Ku niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah Ku akan masuk kedalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. ~ (QS. Al Mumin 40 : 60).

Yang dimaksud dengan menyembah Ku pada ayat di atas, adalah berdoa karena permulaan ayat itu menyatakan; berdoalah kepada Ku(berdoa langsung kepada Allah tidak dengan perantara). Dalam ayat ini Allah menyuruh manusia berdoa kepada Nya. Dengan berdoa berarti manusia telah beribadah dan menyembah Nya. Jika perintah berdoa itu dilanggar dengan berdoa kepada selain Allah, maka ia dianggap menyembah selain Nya dan karenanya dinilai syirik.
- Syirik Niyat (syirik dalam motivasi dan tujuan). Yaitu apabila seorang hamba melakukan suatu pekerjaan dengan niat dan motivasi atau tujuan mutlak selain Allah. Ini adalah syirik dalam niat.

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. ~ (QS. Hud 11: 15-16).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, maka ia akan mendapatkan dari dunia apa yang telah diusahakannya. Tetapi diakhirat nanti tidak akan mendapatkan apa-apa. Semua amal shaleh yang dilakukannya dengan tujuan untuk duniawi saja, maka menjadi batal. Rasulullah saw., menandaskan dengan Sabdanya: Sesungguhnya semua perbuatan itu ditentukan oleh niat. [3]

Jadi, perbuatan yang diorientasikan hanya untuk dunia, maka tidak akan bermanfaat di akhirat. Perbuatan yang dilakukan bukan karena Allah, sama sekali tidak mengandung kebaikan di akhirat. Oleh sebab itu, seorang mukmin selalu menjadikan keridhaan Allah, pahala Nya, surga Nya dan keselamatan dari neraka sebagai landasan niat dan motivasi kerjanya.

Jadilah kamu hamba-hamba akhirat dan jangan menjadi hamba-hamba dunia. Sesungguhnya kehidupan dunia itu tempat berkarya/beramal dan bukan tempat hisab (perhitungan), sedangkan kehidupan akhirat merupakan tempat hisab (perhitungan) dan bukan tempat beramal.[4]

Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allaah. Tuhan semesta alam, tada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-pertama menyerahkan diri (kepada Allah) ~ (QS. Al Anam 6: 162-163).

- Syirik Thaah (syirik dalam ketaatan), yaitu menyamakan sembahan selain Allah dengan menyembah Allah didalam menentukan syariat dan hukum.

Menurut Yusuf Qardhawy, syirik taat adalah memberikan wewenang untuk membuat perundang-undangan secara absolut kepada sebagian manusia baik individu atau kelompok baik untuk kepentingan mereka atau orang lain, yaitu dengan; menghalalkan dan mengharamkan sesuai dengan yang mereka kehendaki. Mereka menetapkan berbagai sistem dan aturan sebagai undang-undang. Menetapkan metodologi pola pikir yang tidak diizinkan Allah dan bertolak belakang dengan syariat Allah, kemudian orang lain mengikuti dan mentaati apa yang telah mereka tetapkan sebagai undang-undang, seakan-akan syariat Tuhan, atau hukum langit yang harus ditaati dan tidak boleh dilanggar.

Padahal yang berhak membuat syariat (hukum) dan memerintah adalah hak khusus Allah.

Dan yang menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. ~ (QS. Al Maidah 5: 49).

Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah.~ (QS. Asy Syuara 26: 21).

- Syirik mahabbah (syirik dalam cinta), yaitu mencintai sesuatu selain Allah melebihi cintanya kepada Allah atau sama dengan cintanya kepada Allah.

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintai sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat dicintai Allah.~ (QS. Al Baqarah 2: 165).

Rasulullah saw., bersabda: Ada tiga hal yang jika ada dalam diri seseorang niscaya dia akan merasakan manisnya iman; bahwa ia lebih mencintai Allah dan Rasul Nya daripada yang lain dan bahwa ia membenci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelematkan daripadanya sama dengan bencinya untuk dilemparkan kedalam api neraka.[5]

Tidak beriman seseorang diantara kamu sampai ia lebih mencintai aku daripada anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia. ~ (HR. Muttafaqunalaih).

Siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, berserikat karena Allah, bermusuhan karena Allah, sesungguhnya hanya dengan itu wilayah Allah diperoleh. Tak akan pernak seorang hamba merasakan manisnya iman_walaupun shalat dan shaumnya_sampai ia merasakan itu. Umumnya manusia dipersaudarakan untuk suatu urusan dunia, padahal itu tidak berguna bagi mereka sedikitpun. Diriwayatkan Ibnu Jarir al Thabari dari Ibnu Abbas.

Yang dapat memadukan semua jenis cinta adalah cinta kepada Allah. Cinta kepada Allah harus dijadikan dasar dalam mencintai sesuatu selain Allah sehingga melahirkan cinta yang alamiah_terformulasikan sesuai dengan koridor yang dicintai Allah. Dan semua cinta yang tidak dilandaskan dengan cinta kepada Allah, maka akan sia-sia belaka.

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa. ~ (QS. Az Zukhruf  43: 67).

Maka hendaklah orang-orang yang beriman dan bertauhid membangun seluruh hubungan dan jaringan sosialnya atas dasar cinta karena Allah dan hendaklah cinta Allah itu mendasari niat, motivasi, tujuan perbuatan dan perkataan mereka. Ini menuntut mereka untuk selalu berusaha memiliki pengetahuan yang diturunkan Allah yaitu jalan untuk mengetahui apa yang dicintai Allah kemudian melaksanakannya dan mengetahui apa yang dibenci Allah, kemudian meninggalkannya.

- Syirik Khauf (syirik dalam rasa takut), yaitu rasa takut yang timbul dari keyakinan akan terjadinya suatu madharat/kesulitan kalau melanggar kebiasaan nenek moyang , padahal kebiasaan tersebut mengandung syirik (penyekutuan terhadap Allah). Misalnya; memberikan sesajen ditempat yang dianggap keramat dengan alasan kalau tidak melakukannya akan terjadi petaka. Tidak mau membuat atau membeli rumah dengan posisi tusuk sate dengan alasan mistik yaitu takut akan banyak setannya (keburukannya). Namun apabila tidak membuatnya dengan alasan logis/ilmiah, maka tidak dikategorikan kepada syirik.

Maka janganlah kamu takut kepada mereka, maka takutlah kepada Ku jika kamu benar-benar beriman. ~ (QS. Ali Imran  3: 175).

Maka janganlah kamu takut kepada mereka tetapi takutlah hanya kepada Ku. ~ (QS. Al Maidah 5 : 3).

Bentuk-bentuk Perbuatan Syirik
Perbuatan syirik memiliki bentuk yang sangat beragam dan banyak tersebar dikalangan masyarakat Islam. Syirik adalah ilmu yang sangat berbahaya karena bisa merusak aqidah/keimanan juga dapat memecah belah hubungan yang tadinya harmonis menjadi kacau balau. Ironisnya, tidak sedikit umat Islam yang belum mengetahui hukumnya.


Adapun bentuk-bentuk syirik adalah sebagai berikut :
2. SIHIR
Kata sihir dalam bahasa Arab, bentuk mashdar kata kerja sahara-yasharu memiliki arti sesuatu yang tersembunyi dan sangat halus. Dikatakan demikian karena biasanya dilakukan diwaktu malam secara sembunyi-sembunyi dengan efek yang berpengaruh secara halus.

Selain makna di atas, kata sihir juga berarti al Sharfu (membelokkan) maksudnya, membelokkan sesuatu dari kenyataan yang sebenarnya ke sesuatu yang bukan sebenarnya.[6]

Muhammad bin Abdul Wahab,[7] mendefinisikan sihir sebagai azimat-azimat, mantera-mantera atau perbuatan tertentu dengan bantuan syetan yang mempengaruhi hati dan badan shingga menyebabkan sakit, mati atau terpisahnya seseorang dari keluarganya.

Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu (Harut dan marut) apa-apa yang dengannya mereka dapat memisahkan seseorang dari pasangannya. ~ (QS. Al Baqarah 2: 102).

Orang yang terkena sihir, akan mudah digiring, mengikuti kemauan sipenyihir yang terkadang dengan meminta tolong kepada makhluk lain yang unsur penciptaannya lebih kuat dari manusia seperti, jin kafir (setan).

Sihir merupakan kemampuan supra alami yang sudah dikenal dimasyarakat. Sihir itu benar adanya karena diinformasikan dalam kitab suci yang mutlak kebenarannya alias tidak diragukan lagi; Kitab (al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi orang yang bertakwa.(QS. Al baqarah/2: 3).Diantaranya dalam Surat al falaq, tentang doa mohon perlindungan Allah dari sihir dan dari tukang sihir yaitu wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul tali untuk menyihir orang lain.

Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk Nya dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki. ~ (QS. Al falaq 113: 1-5).

(Diriwayatkan oleh NasaI dan Rasulullah saw., bersabda: Siapa yang membuat buhul tali, kemudian menghembuskannya dengan tiupan, maka ia telah menyihir dan siapa yang menyihir, maka ia telah menjadi musyrik dan siapa yang menggantungkan sesuatu, maka ia akan diserahkan kepadanya (untuk menolong atau menjadi tempat bergantungnya). dianggap hasan oleh Ibnu Muflih).

Perlindungan Allah; Allah meyakinkan kepada manusia, bahwa mereka selalu berada dibawah lindungan Nya selama manusia taat dan patuh kepada Nya meskipun ketika mereka dalam posisi dan kondisi lemah, tidak berdaya untuk membela dirinya sendiri.

Allah tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan Nya apa yang dilangit dan di bumi. Tiada yang dapat mmberi syafaat di sisi Allah tanpa izin Nya. Allah mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat mememlihara keduanya dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. ~ (QS. Al baqarah 2: 255).

Mereka yang melakukan sihir adalah orang yang tidak sabar, ingin segala sesuatunya dengan instan, terjebak pada kenikmatan jangka pendek yang pada hakikatnya penuh kepalsuan. Sementara melupakan kebahagiaan sejati_jangka panjang_ yang bersifat abadi di akhirat nanti yang disinyalir sebagai salah satu sisi kelemahan manusia sebagaimana Firman Nya;

Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan (kehidupan) akhirat. ~ (QS. Al Qiyamah 75: 20-21).

Mereka tidak mau memahami dan mengikuti sunnatullah_tidak mengisi hidup dengan proses yang benar melalui jalan yang penuh manfaat berlandaskan iman dan taqwa_sehingga hidupnya terjebak pada perbuatan dosa yaitu dengan menggunakan sihir.

Sihir biasanya menyulap mata, sasarannya adalah mata. Ketika Nabi Musa berhadapan dengan tukang-tukang sihir Firaun.

Ahli-ahli sihir berkata: Hai Musa, kamukah yang akan mlemparkan lebih dahulu ataukah kami yang akan melemparkan? Musa menjawab: lemparkan (lebih dahulu)! Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan mnjadikan orang banyak itu takut, serta merta mereka mendatangkan sihir yang besar (menajubkan). ~ (QS. Al Araf 7: 115-116).

Sihir sebagai perbuatan dengan jalan pintas, yang sesungguhnya palsu (tipuan)_bukan suatu hal yang hakiki_ berupa khayalan/bayangan saja yang seolah-olah hakiki. Tukang sihir tidak akan menang, dari mana saja datangnya.

Berkata Musa: Silahkan kamu sekalian melemparkan. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka.~ (QS. Thaha 20: 66).

Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang. ~ (QS. Thaha 20: 69).

Setelah menyaksikan mukzizat Nabi Musa, tukang sihir-tukang sihir Firaun segera bertaubat walau diancam akan dibunuh oleh Firaun. Tukang sihir itu mengetahui dengan yakin atas pengetahuannya (ilmu sihir) yang dimilikinya itu bahwa ular dari tongkat Nabi Musa adalah ular beneran alias asli sedangkan mereka menyadari bahwa ular-ular sihirnya itu palsu. Logikanya, seandainya ular Nabi Musa itu palsu, maka tukang sihir itu tidak akan taubat bahkan menuduh Nabi Musa sebagai tukang sihir. ~ (QS. Thaha 20: 70-76).

Allah SWT memberikan ilmu Sihir kepada Harut dan Marut, mereka berkata: jangan belajar ilmu sihir karena tidak ada manfaatnya dan akan memberi banyak madharat; suatu kejahatan dan bencana yang menjerumuskan kepada kekafiran. ~ (QS. Al Baqarah 2: 99-103).

Tukang sihir hidupnya tidak akan jaya dan meninggalnya dalam keadaan tragis dan akan masuk ke dalam neraka. Naudzubillah.

Rasulullah saw., bersabda: Tiga orang tidak akan masuk surga; pecandu khomr, yang membenarkan sihir, dan pemutus silaturrahim. ~ (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya).


3. RAMALAN
Ramalan, maksudnya memohon untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang masih ghaib yang akan terjadi dimasa depan.

Apabila berbicara tentang keghaiban; ada ghaib relatif yaitu prediksi ilmiah seperti, ramalan tentang waktu untuk melahirkan setelah melalui proses ilmiah.

Kemudian ada ghaib absolut yaitu keghaiban yang mutlak otoritas Allah yang Maha Ghaib dengan memberikan informasi-informasi Nya berupa wahyu yang diturunkan kepada para Rasul Nya. Jadi, kalau berbicara tentang keghaiban, maka harus merujuk kepada Quran dan Hadits.

Katakanlah: Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. ~ (QS. An Naml 27: 65).

(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang Ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan dibelakangnya. ~ (QS. Jin 72: 26-27).

Apabila seorang dukun peramal telah mengklaim bahkan mengaku mengetahui ghaib yang akan datang, maka seorang peramal tersebut dan orang yang percaya kepada ramalannya, hukumnya adalah dosa karena sudah intervensi pada ororitas Allah.

Adapun hukumnya bagi orang yang memanfaatkan jasa dukun peramal dan percaya pada pengetahuannya, menurut Imam Ahmad, pelakunya dinyatakan kafir dengan tingkat kafir kecil, dan shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari. Sabda Rasulullah saw.,:

Barangsiapa yang mendatangi seorang dukun peramal, lalu mempercayai apa yang dikatakan , maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad saw. [8]

Siapa yang mendatangi dukun peramal, lalu percaya pada apa yang ia katakan, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad saw., [9]

Siapa yang mendatangi seorang dukun peramal, lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, kemudian ia percaya pada yang ia katakan, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari. (HR. Imam Muslim).

Nusyrah.
Ibnu Atsir berkata: Nusyrah adalah semacam pengobatan yang dilakukan terhadap yang diduga kemasukan jin. Ada juga yang berpendapat bahwa nusyrah adalah mengeluarkan sihir dari seseorang yang terkena sihir.

Ada dua macam Nusyrah. Pertama, mengeluarkan sihir dari seseorang yang terkena sihir dengan sihir yang sama. Yang demikian, hukumnya adalah haram sebagaimana sabda nabi saw.,:

Janganlah kamu berobat dengan sesuatu yang haram.[10]

Allah tidak menjadikan kesembuhan (penyakit yang menimpa) umatku pada apa yang ia haramkan bagi mereka. [11]

Kedua, mengeluarkan sihir dari seseorang dengan doa yang dibolehkan dan terdapat dalam al Quran dan Sunnah. Yang demikian, hukumnya adalah mubah (dibolehkan).

Tanjim (ramalan bintang/astrologi).
Dalam bahasa Arab, kata Tanjim (penujuman) berarti usaha mengetahui sesuatu melalui fenomena bintang. Sedang dalam terminologi syariat, penujuman diartikan sebagai upaya mengetahui sesuatu dengan mengikuti isyarat bintang-bintang. Jadi isyarat bintang tersebut dijadikan untuk meramal apa yang akan terjadi pada diri seseorang.

Ramalan bintang (astrologi) dalam konteks orang yang mempelajari aspek perbintangan yang bisa menghantarkan kekufuran, termasuk kepada perbuatan syirik, maka hukumnya adalah haram.

Rasulullah saw., bersabda: Barangsiapa yang mengambil pancaran sinar dari sekumpulan sihir (sama dengan melakukan sihir), dia menambahkannya jika menambahkannya. [12]

Namun apabila bintang-bintang itu tidak digunakan untuk meramal nasib, tetapi digunakan untuk kemashlahatan manusia, seperti menentukan arah angin, posisi, masa pembuahan untuk tumbuhan, perkiraan musim dan lain-lain, yang dikenal dengan ilmu falak (astronomi). Yang demikian itu, tidak termasuk syirik karena ilmu ini memiliki dasar kaidah dan sarananya, bersifat ilmiah yang merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mempergunakan akalnya.

dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesarana (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui. ~ (QS. Al Anam 6: 97).

dan (Dia ciptakan) tanda-tanda ( petunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk. ~ (QS. An Nahl 16 : 16).

At Thiyarah (klenik perburungan).
At Thiyarah dalam bahasa Arab berarti pesimis terhadap sesuatu. Berprasangka buruk yang timbul dari suara burung tertentu dan arah terbangnya. Tathayyur berasal dari kebiasaan orang-orang Arab untuk menjadikan burung yang lewat di depan atau dibelakang rumah mereka sebagai tanda-tanda keberkahan atau petaka. Dalam masyarakat kita (Indonesia), ada keyakinan kalau ada kupu-kupu bakal ada tamu dan lain-lain.

Adanya rasa pesimis/sial disebabkan oleh suara burung tertentu sehingga menarik diri dari hajat yang telah diputuskan seperti tidak jadi bepergian dan mengundurkan pernikahan, karena khawatir atas tanda-tanda tersebut. Semua itu disebut Thiyarah dan hukumnya adalah haram karena termasuk kepada syirik..

Rasulullah saw., bersabda: Thiyarah itu syirik, Thiyarah itu syirik, Thiyarah itu syirik. [13]

Dari Abdullah bin Amr r.a. berkata: Rasulullah saw., bersabda: barangsiapa mengurungkan hajatnya karena Thiyarah (merasa pesimis dengan sesuatu), berarti telah syirik.para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah saw., apa kaffarat (pelebur dan penebusnya)? Beliau bersabda: Hendaklah salah seorang dari mereka berkata, Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan Mu, tidak ada kesialan, kecuali dari Mu, Tidak ada Tuhan selain diri Mu. ~ (HR. Ahmad).

Apabila dalam keadaan was-was/ragu atau khawatir mendapatkan keburukan dari sesuatu, menurut Yusuf Qardhawy, hal ini tidak mempengaruhi dan tidak membahayakan keimanan. Jika ia tetap melakukannya dengan bertawakkal kepada Allah dan tidak mengurungkan tujuannya karena tathayur.

At Tamaim (jimat).
Kata tamaim adalah bentuk jamak dari tamimah, yaitu sesuatu yang dikalungkan ke leher atau bagian dari tubuh seseorang yang bertujuan mendatangkan manfaat atau menolak madharat, baik kandungan jimat itu al Quran , benang, kulit, kerikil dan semacamnya. Orang-orang Arab biasanya menggunakan jimat bagi anak-anak mereka sebagai perlindungan dari sihir atau guna-guna dan sejenisnya. Hukum memakai jimat adalah haram.

Sesungguhnya jampi, jimat dan mantera adalah syirik. [14]
Jimat diharamkan oleh syariat Islam karena ia mengandung makna keterkaitan hati dan tawakal kepada selain Allah dan membuka pintu bagi masuknya kepercayaan-kepercayaan yang rusak tentang berbagai hal yang pada akhirnya mengantarkan kepada syirik besar.

Rasulullah saw., bersabda: Barangsiapa yang bergantung pada sesuatu, maka Allah akan menyerahkan urusannya kepada sesuatu itu. ~ (HR. Tirmidzi dan Imam Ahmad dari Abdullah bin Akim, Sunan Tirmidzi,  Hitab al Thib (24), vol. IV, hal. 352. daar el Fikr, Musnad Imam Ahmad, , vol. IV, hal. 310-311, Daar el Fikr).

Ketika Allah Swt. menyerahkan urusan seseorang kepada dirinya sendiri atau kepada sesuatu yang ia bergantung kepadanya selain Allah, niscaya Allah tidak akan menolongnya lagi.


4. KUFUR
Kufur dalam terminologi bahasa, berarti;
- Menutupi yaitu menutupi kebenaran yang telah disampaikan Nabi Muhammad saw., sebagai utusan Allah. Ketika melihat sinar kebenaran dan mendengarnya, mereka memejamkan mata dan menyumbat telinganya, tidak mahu tahu dengan beragam cara, berikhtiar untuk menghindari atau menutupi kebenaran itu walaupun kebenaran itu sempat mengusik nurani mereka tetapi mereka tetap tidak mau beriman.

Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. ~ (QS. Al Baqarah 2: 6-7).

- Melanggar kebenaran yang telah diketahui. Sudah mengetahui bahwa lampu merah itu sebagai
Mengingkari sesuatu yang telah diketahui kebenarannya seperti, kufur karena mengingkari makna syahadat sedangkan syahadat adalah bagian dari rukun Islam begitu juga meninggalkan shalat padahal sudah tahu bahwa shalat adalah wajib yang merupakan salah satu rukun Islam. Mendirikan shalat adalah sebagai indikasi seorang muslim, bukan orang kufur.

- Tidak tahu terima kasih; Tidak mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya. Dan bisa juga tidak berterima kasih atau melupakan orang yang telah berbuat baik kepada kita. Dan kufur juga bisa berarti lari dari tanggung jawab Misal, seorang suami yang tidak bertanggungjawab didalam memberi nafkah lahir kepada anak dan isterinya.

Dalam konteks al Quran, kata Kufur dengan asal kata kafara dan dengan berbagai derivasinya tercatat ada 525 kali. Dominannya mengacu kepada pengingkaran atas nikmat Allah. Berarti juga, lari dari tanggung jawab, membangkang hukum-hukum Allah, meninggalkan amal shaleh, dan lain-lain.

Sehingga mereka mengingkari akan rahmat yang telah Kami berikan kepada mereka. Maka bersenang-senanglah kamu sekalian kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu). ~ (QS. Ar Rum 30: 34).

Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang kafir. ~ (QS. Al Maidah 5: 44).

Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan). ~ (QS. Ar Rum 30: 44).

Dalam terminologi syariat, kufur berarti mengingkari suatu bagian dari ajaran Islam dimana tanpa bagian itu keislaman seseorang menjadi batal atau tidak sempurna.

Jenis-Jenis Kufur
Pertama, Kufur besar, yaitu mengingkari bagian tertentu dari Islam yang tanpa bagian itu keislaman seseorang menjadi batal. Kedua, Kufur kecil, yaitu melakukan dosa-dosa besar yang diharamkan Islam.

Adapun perbedaan antara keduanya adalah sebagai beriku:

Pertama, Kufur besar membatalkan amal.
Perumpamaan orang-orang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang.~ (QS. Ibrahim 14: 18).
- Sedangkan kufur kecil tidak membatalkan amal.

Kedua, Kufur besar menyebabkan keabadian dalam neraka.
Dan orang-orang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka. ~ (QS. Muhammad 47: 12).
- Sedangkan kufur kecil tidak mengharuskan pelakunya masuk neraka.
Mereka, menurut pendapat para ulama, diserahkan kepada kehendak Allah bisa disiksa atau diampuni menurut kehendak Allah.
Jika seseorang mati dalam keadaan masih kufur besar maka ia tidak akan diampuni, sedangkan jika ia mati dalam keadaan kufur kecil maka diserahkan terhadap kehendak Allah, bisa diampuni atau disiksa.

Ketiga, Kufur besar menyebabkan darah, harta dan jiwa pelakunya menjadi halal. 
Dan ia tidak berhak mewarisi keluarganya yang muslim, begitu pula sebaliknya.
Rasulullah saw., bersabda: Tidak boleh seorang muslim mewarisi orang kafir dan tidak boleh seorang kafir mewarisi orang muslim.~ (HR. Imam Ahmad dari Usamah bin Zaid).
 Ketika berperang mempertahankan hak/kebenaran, maka dibolehkan untuk membunuh musuh (sebagai penjajah dan menentang kebenaran).

Keempat, Kufur besar menyebabkan pelakunya keluar dari Islam.
Sedangkan kufur kecil tidak demikian, tetapi ia dianggap mukmin dengan nilai keimanan minimal.

Jenis-jenis Kufur Besar
Pertama, Kufur Takzib (pendustaan), yaitu tidak meyakini Islam bahkan mendustakan ajaran Islam.
Ketika melihat sinar kebenaran, orang kafir mensikapinya dengan antipati, menutup diri (hatinya tertutup) dengan menafikan, menolak dan mendustakan kebenaran itu.
Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan ditelinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya. ~ (QS. Al kahfi 18: 57).
Dan siapakah yang telah zalim daripada orang-orang yang mengadakan kedustaan kepada Allah atau mendustakan yang baik tatkala hak itu datang kepadanya?. Bukankah dalam neraka jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir. ~ (QS. Al Ankabut 29: 68).

Kedua, kufur kesombongan (takabur). Membenarkan kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah saw., tapi ia menolak mengikutinya karena kesombongan dan keangkuhannya.

Takabur (kesombongan) adalah sifat iblis, sebagaimana Firman Allah Surat Al baqarah 2: 34:
Dan ingatlah ketika kami berfirman kepada malaikat; Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabbur dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Ketika Nabi Muhammad saw., diutus oleh Allah untuk menyampaikan kebenaran dengan menurunkan mukzizat (al Quran), tidak sedikit yang menolaknya, tidak mau mengakui Nabi Muhammad sebagai Nabi. Mereka kecewa, dengan alasan bahwa nabi yang diangkat oleh Allah bukan dari kalangan atau keturunan mereka (Bani Israil) tapi dari suku yang dianggap rendahan_ suku dari kalangan yang tidak disukai mereka bahkan sangat dibencinya. Penolakannya itu sebagai konsekuensi dari sikap mereka yang takabur. Merasa paling tinggi dan terhormat, menganggap rendah orang lain yang bukan dari golongannya. Timbullah kedengkian dan kedendaman , dengan berbagai cara untuk mencegah Nabi saw., berhenti berdakwah tentang kebenaran Islam. Padahal mereka tahu dari informasi kitab yang dipercayainya bahwa akan datang Nabi akhir zaman yang bernama Ahmad. Karena sikap arogansi dan keegoannya, mereka menolak dengan mengingkari dan mendustakan ajaran Islam yang dibawa nabi Muhammad saw.

Barangsiapa yang meninggalkan Islam karena kesombongan dan keangkuhan, maka ia sama saja dengan kaum Nuh yang menolak melaksanakan kebenaran. Firman Allah Swt.:Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu adalah orang-orang yang hina. ~ (QS. As Syuara 26: 111).

Menurut al Ghazali, bahwa hakikat takabur adalah merasa diri lebih sempurna dari yang lainnya. Sikap takabur akan menimbulkan kehinaan dan bisa merusak aqidah. Takabur tergolong dosa besar bahkan orang yang hatinya ada sebesar dzarah ketakaburan, tidak akan masuk surga. Sebab didalam takabur, terdapat tiga macam kotoran yaitu:
- Takabur itu bertentangan dengan sifat-sifat khusus Allah Swt. Dimana sifat tersebut (takabur) adalah pakaian Allah. Keagungan tidak layak, kecuali bagi Nya.
- Takabur seringkali membuat orang menolak kebenaran dan cenderung meremehkan orang lain.
- Takabur dapat menghalanginya dari perilaku mulia dan terpuji. Sebab, orang takabur tidak akan pernah merasa mencintai orang lain sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

Orang sombong; tidak bisa merendah, tidak bisa meninggalkan antagonisnya, dan selalu riya. Setiap perilaku tercela, selalu dilalui oleh orang takabur. Dan sikap terpuji akan diperolehnya apabila meninggalkan kesombongannya.

Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya? Dari apakah Allah menciptakannya Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya. Kemudian Dia memudahkan jalannya, kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya kedalam kubur. ~ (QS. Abasa 80: 17-21).

Ketiga, Kufur keraguan Maksudnya, barangsiapa yang ragu dalam meyakini atau mengikuti kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah saw., atau menganggap boleh ajaran yang bertentangan dengan kebenaran, maka dia dinyatakan sebagai orang yang kafir dengan kategori kafir keraguan.

Pada dasarnya, keraguan itu timbul dari ketidak tahuan (tidak berilmu). Tidak sedikit orang yang terjebak kepada kafir keraguan, karena belum mengetahui atau memahami tentang Islam yang sesungguhnya, yang berdasarkan kepada Quran dan hadits. Ketika melanggar aturan Islam, mereka tidak merasa bersalah karena mereka masih ragu dengan keterbatasan ilmunya bahwa itu dilarangnya sehingga tetap melanggarnya.

Keempat, Kufur Iradh (berpaling dari kebenaran),. Maksudnya ialah meninggalkan kebenaran dengan jalan tidak mempelajari dan mengamalkannya, baik yang bersifat perkataan, perbuatan atau keyakinan_secara parsial atau keseluruhan.

Mereka tidak mahu perduli terhadap Islam dengan bersikap menjauhi Islam, tidak mau mengenal Islam apalagi menerimanya,

Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.~ (QS. Al Ahqaf 46: 3).

Jadi  barangsiapa yang berpaling dan meninggalkan kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah saw., dari Tuhan Nya, maka dia telah kafir dengan kufur Iradh.

Kelima, Kufur Nifaq. Maksudnya adalah mengingkari kebenaran yang dibawa oleh rasulullah saw., dalam batin tapi tetap menampakkan dan mengikutinya

secara lahir. Jadi, dalam hati dia kafir, diluar dia kelihatan beriman.

Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti. QS. Al Munafiqun (orang-orang munafik)/63: 3.

Dalam terminologi syariat Islam, nifaq adalah menampakkan apa yang sesuai dengan kebenaran dan menyembunyikan apa yang bertentangan dengannya. Jadi, barangsiapa yang menampakkan sesuatu yang sejalan dengan kebenaran di depan orang banyak, padahal kondisi batin atau perbuatan yang sebenarnya tidak demikian, maka dialah yang disebut munafik dan kepercayaan atau perbuatannya disebut nifak.

Jenis-jenis Kufur Kecil
Kufur kecil mempunyai banyak jenis, antara lain sebagai berikut:

Pertama, Kufur nikmat.
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari sagala tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. ~ (QS. An Nahl 16: 112).

Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir. ~ (QS. An Nahl 16: 83).

Kedua, Meninggalkan shalat.
Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, maka (mereka itu) saudara-saudara kamu seagama.~ (QS. At Taubah 9: 11).

Kebalikannya, jika mereka tidak melaksanakan shalat, maka mereka itu bukan saudara kamu seagama. Rasulullah saw., bersabda: Perjanjian antara kami dengan mereka adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkannya, maka dia telah kafir. (HR. Tirmidzi).

Ketiga, Mendatangi peramal.
Barangsiapa mendatangi seorang dukun peramal, lalu ia percaya pada ucapannya, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad saw., [15]

Keempat, Melakukan anal seks.
Barangsiapa yang mendatangi (menyetubuhi) seorang wanita dari duburnya, maka ia telah kafir kepada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad saw.,[16]

======================
Catatan kaki:
[1] HR. Muslim dari Abu Hurairah, shahih Muslim Kitab al Imam, vol.I, hal. 58, Daar el Fikr
[2] HR. Imam Ahmad dari Abu Musa al Asyari. Musnad Imam Ahmad vol. IV. Hal. 403. Daar el Fikr.
[3] HR. Bukhari Muslim dari Umar bin Khatab, Shahih Bukhari, Kitab Badul al Wahyi (I). Vol 1, hal. 2, al Maktabah al Islamiyyah, Shahih Muslim, al Imarah (155), vol. II, hal. 223, Daar el Fikr).
[4] HR. Bukhari, juz. IV, hal. 119.
[5] HR. Bukhari Muslim dari Anas bin Malik, Shahih Bukhari, Kitab al Imam (9). Vol. I. Hal. 9, al Maktbah, al Islamiyyah, Shahih Muslim, Kitab al Imam, vol. I, hal. 44, Daar el Fikr.
[6] Ibnu mandzur Jamaluddin al Anshari, Lisan al Arab, juz 6, Kairo: al dar al Misyriyyah li al Taklif, wa altarjamah, tt: 12).
[7] Al Tauhid alladzi huwa haqullah ala alabid, Libanon: Dar al Arabiyyah, 1969: 48,
[8] HR. Abu Dawud dan Abu Hurairah, Kitab al Thib, (21), No. 3904, vol. III-IV, hal. 229, Daar el Fikr).
[9] HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Musnad Imam Ahmad, vol. II, hal. 429, Daar el Fikr).
[10] HR. ad Daulabi 2/38, dari Ali bin Aysah, disebut juga oleh al Haitsami, al Albani, Silsilah al Ahaditsu (1633), vol. IV. Hal. 173, Maktabah al Maarif.
[11] HR. Imam Ahmad, 16/1-2 al Thabrani, al kabir (9714-9717.
[12] HR. Abu dawud dari Ibnu Abbas, Sunan Abu dawud, Kitab at Thib (22), No. 3905, vol. III-IV, hal. 229. daar el Fikr.
[13] HR. Ibnu Majah dari Abdullah bin masud, Sunan Abu dawud, Kitab al Thib (24), No. 3910, vol. III-IV, hal. 230, Daar el Fikr).
[14] HR. Ibnu Majah dari Abdullah bin Masud, Sunan Ibnu majah, Kitab Al Thib(3530), vol. II, hal. 356, Daar el Fikr).
[15] HR. Imam Ahmad dari Abu hurairah, Musnad Imam Ahmada, vol. II, hal. 429, Daar el Fikr.
[16] HR. Abu Daud dari Abu Hurairah, Sunan Abu Daud, Kitab at Thib (3904), vol. III-IV, hal. 229, Daar el fikr.

Previous
Next Post »